Rabu, 21 April 2010

Pribadi Menakjubkan



Semua karenanya, Terima kasih, mas (^_^)


Ketika masih kecil, saya diberitahu mas untuk selalu membaca Al-Qur’an sesering mungkin. Lalu pada saat bulan Ramadhan datang, kita dianjurkan untuk menamatkan bacaan Al-Qur’an.
-umur 6 th, sering saya harus terpaksa menangis karena setiap hari harus bangun pagi, baca qur’an, sehabis sholat, setelah itu harus ekolah, les,tpa,mengaji di malam hari, belajar untuk sekolah besoknya, kadang dicubit mas karena ga mau bunyi, :(-

hal yang paling saya impikan saat ini adalah menghafal quran, :(, bukan anak pondok,saya merasa kesulitan untuk itu semua,
***
Mungkin banyak dari kita yang hafal Al-Qur`an, namun sedikit saja yang memahami maknanya. Pernahkah kita terpikir untuk menyelami makna ayat-ayat Al-Qur`an? Ada satu ayat di dalam surat Al-Fatihah yang sejatinya membuat kita merendahkan hati, mengingatkan kita bahwa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah adalah sebuah kewajiban. Untuk berterimakasih kepada Allah, pertama-tama kita harus mengingat akan karunia yang telah kita dapatkan, dan kita pun harus menyadari bahaya yang timbul dikarenakan kita tidak bersyukur. Selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.

***
... saya hanya ingin mengapresiasi kenikmatan yang kudapatkan dalam segala hal, saya bisa baca quran sampai saat ini, diberi kesehatan dan kesempatan yang banyak untuk belajar, subhanallah...

***

Dalam artikel disebutkan, Sangat penting bagi kita untuk mengapresiasi kenikmatan yang kita dapatkan dalam segala hal. Ayat tersebut kita ucapkan sedikitnya 17 kali dalam sehari, di setiap rakaat shalat. Kita selalu mengucapkan alhamdulillahi rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam). Ayat kedua dalam surat Al-Fatihah ini pendek, namun sangat ‘bertenaga’ dan sarat makna. Kata rabb bermakna Tuhan Sang Pengatur segala hal. Hanya Dialah yang berhak untuk disembah, ditaati hukum-hukum-Nya.

Tidak ada satu hal pun yang luput dari pengaturan dan pengawasan Allah. Ada satu fakta menarik; riset mengungkapkan bahwa jika seseorang tidur selama durasi delapan jam, maka tubuhnya bergerak sedikitnya 400 kali. Karena jika tubuh hanya diam dalam satu posisi saja, maka akan terjadi kelumpuhan pada tubuh. Namun dengan belas kasih dan rasa sayang-Nya, Allah menggerakkan tubuh kita guna menghindari kelumpuhan saraf-sarafnya.

Fakta lainnya, jika kita tidak memiliki sistem imunitas (kekebalan) yang kuat, maka setelah beberapa kali tarikan nafas kita akan sakit, dikarenakan berbagai toksin yang masuk ke dalam tubuh. Pertanyannya kini, sudah berapa kali kita menarik nafas? Dua fakta tadi hanya merefleksikan dua kenikmatan saja yang telah Allah berikan kepada kita, bagaimana dengan kenikmatan-kenikmatan lainnya?

Banyak orang di dunia saat ini yang telah dikaruniai beragam kenikmatan lebih seperti rumah yang indah, kendaraan mewah, makanan melimpah, dan masih banyak yang lainnya.

Ujian yang Sangat Penting

Terdapat sebuah kisah sarat makna, diceritakan bahwa ada tiga orang; satu buta, satu tuli, dan satu lagi menderita penyakit kulit. Mereka berdoa dan berharap agar sembuh dari penyakit mereka, lalu menjalani kehidupan normal seperti orang lain. Kemudian, melalui Jibril, Allah menyembuhkan penyakit mereka.

Selanjutnya, di kemudian hari ketiganya menjadi kaya raya. Lalu datanglah orang buta untuk meminta bantuan dari orang yang dulu buta. Namun orang yang dulu buta tersebut menolak si buta itu dan berpaling darinya. Lalu si buta itu mengingatkannya mengenai kondisi yang dialaminya sebelumnya, namun tidak berpengaruh sedikit pun. Hal yang sama terjadi pada orang yang dulu tuli. Singkat cerita, kemudian keduanya kehilangan kesejahteraan dan kekayaan mereka yang notabene sebuah ujian dari Allah. Keduanya gagal lulus dalam ujian itu karena tidak bersyukur kepada Allah.

Tidak seperti keduanya, orang yang dulu menderita penyakit kulit justru berlaku sangat baik kepada orang-orang dan menawarkan segala yang dimilikinya kepada mereka. Lalu, kekayaannya semakin bertambah dan melimpah. Allah mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an bahwa jika kita bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan menambah kenikmatan kita.

Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
... kita harus meluangkan waktu untuk merenungkan dan memikirkan segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Sejarah membutikan, orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah akan merugi...
Kini kita harus meluangkan waktu untuk merenungkan dan memikirkan segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Dari paparan sejarah, kita diperlihatkan bahwa orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah akan merugi. Pada Hari Pembalasan kelak, orang-orang yang tidak tahu diri itu akan berharap seandainya mereka tidak pernah diciptakan, dan berharap diberi kesempatan hidup kembali untuk dapat bersyukur kepada Allah.

Mereka yang belajar akan senantiasa menyadari kapan ujian bakal terjadi. Akan tetapi tidak ada satu pun yang mengetahui kapan maut menjemput. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mawas diri sebelum segala menjadi terlambat. Menjadi seorang muslim adalah sebuah kenikmatan luar biasa yang pernah diterima seseorang. Pasalnya, dengan berislam berarti kita meninggalkan kegelapan dan masuk menuju cahaya.

Mengenai hal ini, Allah berfirman, “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257)

Tetapi jika kita bersikap sombong untuk mengakui nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan dan mematuhi segenap petunjuk-Nya, maka bersiap-siaplah menerima kemurkaan-Nya.

Demikian pula, Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa-apa yang kita miliki, dan bersikap qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada). Beliau melarang kita untuk ‘melihat’ kepada orang-orang yang memiliki kekayaan bersifat keduniaan. Dan sebaliknya, menganjurkan kita untuk bersyukur dengan melihat kemampuan keduniaan orang-orang yang di bawah kita.
... Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa-apa yang kita miliki, dan bersikap qana’ah, merasa cukup dengan apa yang ada...
Untuk membaca artikel ini saja, kita harus memiliki komputer dan akses internet. Maka pikirkanlah, berapa banyak manusia di dunia yang tidak memiliki komputer dan akses internet? Ada banyak orang yang tidak diberi kenikmatan seperti yang kita miliki. Saya berterimakasih sama Allah dengan jalan mematuhi segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta beribadah kepada-Nya, ada yang tidak sepakat?

ini renungan bagai kita, bagi orang-orang yang tidak mendapat hidayah Allah dan tidak mengerti risalah Islam. Saya bersyukur,karena kita dilahirkan dalam keadaan muslim, maka teman-teman, taatilah hukum-hukum-Nya. Karena di Hari Pembalasan kelak ‘catatan’ amal baik kita akan dipresentasikan di samping kenikmatan-kenikmatan yang kita terima. Terimalah ajaran Islam secara menyeluruh dan serius, lalu terjemahkanlah ke dalam bahasa realitas.

Ayat kedua dalam surat Al-Fatihah sangat inspiratif. Allah sangat mencintai kita dan banyak memberi ampunan. Marilah bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya yang melimpah.
***
Saya bersyukur, atas apa yang Allah berikan, sekarang tinggal bagaimana saya mau memanfaatkan itu sebagai potensi dan mengajak yang lainny untuk kebaikan, terkadang judge-jugde buruk kepada mereka sering mengasingkan kita, dan hanya berkutat pada komunitas kita saja, padahal, Allah memberi potensi ketaqwaan kepada mereka juga, faalhamaha fujuuraha wataqwaaha....-mereka berhak untuk menjadi lebih baik, :), percayalah cinta karena Allah yang akan menyatukan kita, teman-teman...

Terima kasih atas semuanya, ....
Terimakasihku,simbah,pakde,pa e,mas-masku,dan mas-mas yang tidak perlu saya sebutkan disini
-para pria yang menginspirasiku hingga saat ini, :)-

[digubah dari ganna pryadha/voa-islam.com+ my curhat alone, hehe]

http://www.voa-islam.com/teenage/father-tell-me-islam/2010/04/13/5033/remaja-muslim-dan-kreativitas-tanpa-batas/

Kamis, 15 April 2010

Alhamdulillahirobbil'alamiin..

Thanks to Allah Azza wajalla, aku pantas merunduk untuk semua ini


Tenaga dari optimisme adalah tenaga dari mimpi-mimpi….
Berbuat selalu yang terbaik pada titik dimana berdiri….
Itulah sikap realistis….
Ibarat semangat manusia,
Seperti kurva yang terus menerus menanjak
Karena sebuah kata
Optimisme…
Itulah, yang menjadikan mimpi menjadi sesuatu yang terpatri
Mimpi yang menjadi cita-cita mulia
Dan takkan pernah mengenal kompromi sedikitpun…

Akan kubuktikan…
Dan aku pun bisa…

Disarikan dari novel: Sang Pemimpi, Andrea Hirata


Teruntuk:

Rabbku dan kekasihNya
Karena aku yakin, semua ini telah kau rencanakan di lauhul mahfuzh

Almarhum Ayah tercinta
Semoga cinta dan doaku selalu menjadi penerang jalanmu

Ibu tersayang
Baktiku dan sayangku untuk keridhaanmu

Mas dan Mbak tersayang
Karena tangan kecil ini tak mampu menahannya sendirian
Karena kalian aku bisa

Adik-adikku
Semoga cerita dibalik kesusahan-kesusahan ini menjadi sebuah renungan dan mengubah kalian menjadi orang yang selalu memberi dan bermanfaat

Almamaterku

20 Agustus 2009-15 September 2009

semua indah pada waktunya,
Alhamdulillah...

Selasa, 06 April 2010

Pe-Cinta Sejati

Semangat Penumbuhan

Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan adalah penumbuhan. Inilah cintannya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Kita tidak boleh berhenti di ujung perhatian sembari mengatakan kepada sang kekasih, "Aku mencintaimu sebagaimana kamu adanya." Atau: "Aku menerima dirimu apa adanya." Memahami dan mengerti sang kekasih tidaklah cukup. Seorang pecinta sejati harus mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang akan dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita mengintervensi kehidupan pribadinya dan mengatur kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak! Yang dilakukan seorang pecinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.

Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang pecinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup disamping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman, keterampilan dan kepribadiannya tidak bertumbuh dalam 10 tahun masa perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan mengobrol dengan seseorang yang hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para pecinta sejati menemukan gairah kehidupan dari perubahan-perubahan dinamis dalam kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang dirasakan seorang ibu ketika ia menyaksikan bayinya tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.

Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta yang seorang melankolik. Penumbuhan adalah sisi rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab disini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa: yang mungkin akan meledak bagai halilintar, atau membanjiri bumi dengan hujan air mata. Disini cinta adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata. Dan efektif.

Di tangan Rasulullah saw, Aisyah bukan hanya seorang istri. Rasulullah saw telah menumbuhkannya menjadi bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tantawi mengatakan, "Istriku yang hanya tamatan SD ternyata lebih intelek daripada mahasiswi-mahasiswiku yang hampir sarjana." Beliau mengatakan itu setelah melewati 10 tahun masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru. Maka ia berkata tentang gurunya itu: "Dan nafas cintanya meniup kuncupku jadi bunga."

Abdul hadi, Facebook,
Wednesday, December 16, 2009 at 8:42pm